Cerita Seram Proses Evakuasi
Eks anggota Marinir menceritakan mencekamnya proses evakuasi jenderal TNI yang jenazahnya dibuang ke dalam sumur tua di Lubang Buaya, Jakarta Timur, saat peristiwa G30S/PKI. Kondisi sumur yang sangat gelap membuat tim tidak mengenali para korban di dalam sumur. Mereka bahkan tidak sadar jika mengikat dua jenazah menjadi satu.
Kedua prajurit KKO (sekarang Marinir) menceritakan proses evakuasi 7 jenazah (6 jenderal dan 1 perwira pertama) di tempat pembuangan di sumur tua Lubang Buaya, yang kedalamannya 12 meter dan berdiameter 75 sentimeter.
Ketika proses evakuasi terhadap kedua jenderal, Letjen A Yani dan Brigjen Sutoyo, seorang anggota tim evakuasi turun ke dalam sumur. Tim kemudian mengikat kedua jenazah menjadi satu.
Suasana gelap di dalam sumur membuat tim tidak sadar jika mengikat jenazah Letjen TNI Ahmad Yani dan Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo menjadi satu. Pengangkatan jenazah keluar dari sumur berjalan lancar. Namun, saat jenazah tiba di bibir sumur, tali pengikat jenazah putus.
Kedua jenazah Pahlawan Revolusi itu pun tercebur kembali ke dalam sumur. Tim evakuasi masuk lagi ke dalam sumur dan mengikat satu per satu jenazah.
Kundouw menambahkan, ketika jenazah Letjen A Yani dievakuasi yang kedua kalinya dari sumur di Lubang Buaya, Kandouw terkejut melihat kondisi leher Panglima Angkatan Darat itu.
Proses evakuasi seluruh korban dari dalam sumur berlangsung selama 2 jam. Korban yang diangkat dari dalam sumur adalah jenazah Letjen TNI Ahmad Yani (Panglima Angkatan Darat), Mayjen TNI R Suprapto, Mayjen TNI MT Haryono, Mayjen TNI Siswondo Parman, Brigjen TNI DI Panjaitan, Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo dan Serta Lettu Pierre Tendean.
Ketujuh jenazah langsung dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, untuk dilakukan visum.
Baca juga berita-berita menarik lainnya hanya di LiputanKompas.
0 Response to "Cerita Seram Proses Evakuasi Jenazah Pahlawan Korban Lubang Buaya"
Posting Komentar