TribunQQ

Jenazah Tidak DIshalatkan Karena Pihak Keluarga Memilih Ahok Djarot

Jenazah Tidak Dishalatkan
Baru kali ini sepanjang sejaran pesta demokrasi negeri kita, ditemukan hal-hal aneh yang telah merusak esensi demokrasi yang selama ini kita junjung tinggi. Demokrasi memberikan keleluasaan untuk memilih pemimpin yang mereka suka. Tidak boleh ada paksaan untuk memilih calon tertentu. Mau pakai dalih apapun, menekan warga untuk memilih calon tertentu, merupakan upaya keji dalam merayakan pesta demokrasi.

Itulah yang terjadi di Jakarta sekarang ini. Pilkada DKI 2017 merupakan cerminan bahwa pesta demokrasi negeri kita telah dikotori oleh serangkaian upaya memaksa dan menekan warga untuk memilih calon tertentu.

Dan tak tanggung-tanggung, senjata yang digunakan untuk menekan adalah AGAMA. Agama yang merupakan suatu hal yang suci-bersih dari segala unsur keduniawian dan politik praktis yang kotor, kini dipaksa untuk meramaikan pesta demokrasi. Agama harus rela dilucuti mahligai kehormatannya dan diperkosa secara berjamaah atas nama “kepentingan umat”.

Dimulai dari sebuah larangan “orang yang memilih Ahok-Djarot, jenazahnya haram dishalatkan di masjid ini”. Ramailah ini diperbincangkan di setiap kalangan. Dan kabarnya, larangan dalam bentuk spanduk tersebut tidak jelas asal-usulnya. Disimpulkan lah itu hoax yang digunakan sebagai “gertakan” agar warga tidak memilih Ahok-Djarot.

Realitasnya. Larangan tersebut diamalkan oleh sekelompok warga. Sepertinya, sebagian warga tadi menganggap larangan tersebut merupakan perintah suci yang apabila diamalkan akan berbuah ganjaran yang tak terbilang, bahkan surga.

Amalan tersebut dimulai dari Nenek Hindun. Wanita renta berusia 78 tahun yang menutup usia belum lama ini. Gara-gara memilih Ahok pada putaran pertama, jenazah nenek Hindun tak diterima di sebuah masjid untuk dishalatkan.

Berdasarkan pengakuan anak bungsu nenek Hindun, seorang ustad bernama Ahmad Syafii, dia lah yang menolak jenazah nenek Hindun untuk dishalatkan di mushala.

Padahal, nenek Hindun tak sengaja mencoblos Ahok-Djarot. Nenek tua renta seperti nenek Hindun, apa urusannya lagi dengan Pilkada? Ia mencoblos sekenanya saja. Tapi, ketidaksengajaan itu kini menjadi malapetaka bagi dirinya yang telah dipanggil oleh Allah.

Ahli warisnya kini dilabelkan oleh masyarakat sebagai pendukung penista agama. Mereka dituduh kafir karena sang nenek tak sengaja mencoblos si kafir Ahok. Efek Pilkada sudah sama seperti “pindah agama”. Padahal, urusan Pilkada hanya urusan dunia yang dampak baik-buruknya dirasakan di dunia ini saja.

Itu kisah nenek Hindun. Ada lagi seorang nenek tua renta yang baru-baru ini juga menutup usia. Nenek yang satu ini bernama Siti Rohbaniah. Menutup usia saat ia berumur 80 tahun.

Yuk,, Coba keberuntunganmu bersama kami.
Pasti HOKI & Bisa Menang bersama Situs kami www.TribunQQ.com

0 Response to "Jenazah Tidak DIshalatkan Karena Pihak Keluarga Memilih Ahok Djarot"

Posting Komentar