Ahok & Djarot |
Para pendukung yang dipandu maupun tidak dipandu oleh tim sukses resmi menghamburkan sebanyak mungkin konten diberbagai platform media sosial.
“Dalam ruang elektabilitas yang sempit, masing-masing calon sebenarnya tinggal butuh 8-10% untuk memastikan kemenangan di putaran kedua,” ujar Direktur Intrans, Andi Saiful Haq, dalam rilisnya, Minggu (2/4/2017).
“Yang paling menentukan pada kondisi seperti ini adalah kombinasi kampanye udara dan pasukan darat yang massif dan terukur,” ungkapnya lagi. Itu pun, ujarnya, dilakukan sambil menghindari blunder di hari-hari terakhir yang akan menguntungkan pihak lawan.
Bagi pengamat, media sosial memiliki dinamika yang menarik, mengukur elektabilitas dari beberapa alat ukur yang dimiliki media sosial juga belum tentu memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Namun untuk melihat kecenderungan dan sentimen publik bisa lebih akurat dibandingkan media utama.
“Kekuatan media sosial adalah interaksi dan jejaring pertukaran informasi yang cepat dan terukur,” ungkapnya.
0 Response to "Inilah Kelemahan Ahok dan Djarot Kampanye di Sosial Media"
Posting Komentar